PROLOG

For often,when one is a sleep, there is something in consciousness which declares that what then present it self is but a dream.
-Aristotle-
Aku, Dirga atau John atau Attar … ―entahlah, karena aku mempunyai banyak nama― adalah penulis kisah ini.
Aku akan menuliskan kisah aneh kepadamu, Haddi. Kisah tentang aku yang berpindah-pindah dari zaman ke zaman, sampai akhirnya aku terlempar ke tempat aneh. Terserah, kau mau percaya atau tidak, Haddi. Dengan berat hati aku mengatakan ini sudah kesekian kalinya dan mau tidak mau aku sekarang sedang berada di tubuhmu―tubuh pria gemuk,hitam, dan terlebih sangat tidak tampan―
Hei, Haddi. Sebelumnya maaf karena sudah membaca naskahmu―novel tentang kisah cinta yang kau tulis― dan menurutku itu sangat membosankan. Dapat aku pastikan tidak akan ada orang yang mau membacanya―aku berani bertaruh―selain aku.
Baiklah, kita kembali ke tema awal. Tentu kau ingin tahu bagaimana semua ini bisa terjadi kepadaku, bukan?

Aku adalah seseorang yang sangat gemar berpetualang dialam mimpi. Para ahli menyebutnya Oneironaut.

Ketika otot mata ini sudah mengendur,aku mulai merasakan kantuk yang ‘hebat’, aku akan segera tertidur dan memulai pertualanganku seperti hari-hari biasa. Tapi pada hari itu ada sesuatu yang berbeda, aku tidak mengerti bagaimana sebuah mimpi bisa membuat seseorang berpindah raga bahkan melintasi waktu.
Saat Semburat cahaya matahari, lampu atau suara-suara yang aneh membangunkanku, aku sempat berpikir bahwa diriku masih didalam mimpi. Baru saja aku mengusap mataku―mencoba memulihkan kesadaran saat itu juga tiba-tiba selalu ada seseorang muncul dihadapanku,memanggil nama yang asing dan Bravo2― saat terbangun aku sudah menjadi orang lain dan itu akan terus terjadi.Hingga pada kasus lainnya aku pernah terbunuh,tertembak,tertusuk pedang dan prosesnya tidak berubah, di saat tersadar aku tetap menjadi orang lain. Sama halnya seperti sekarang.
Begitulah caraku mengarungi dunia, aku berpindah raga, tempat bahkan zaman hingga aku sangat terbiasa. Sampai pada akhirnya aku tersadar, aku telah berada disebuah gurun pasir yang luas, sinarnya sangat menyengat hingga aku kehausan. Beruntung lah tiba-tiba ada seorang pria datang dengan untanya lalu memberikan ku sebotol minuman. Setelah itu kami berbincang-bincang.dan tiba-tiba badai pasir datang, sangat ganas, aku terseret kedalamnya. Sedangkan pria itu entah menghilang kemana, aku tak tahu bagaimana nasibnya.
Apa aku gila? Aku juga tidak tahu. Semua terjadi begitu saja.
Haddi, waktuku tidak banyak dan aku tak tau kemana lagi aku akan terlempar setelah ini. Kini mesin tik tua-mu dan beberapa kertas putih ada dihadapanku. Anggap lah ini sebagai pesan untukmu agar kau percaya bahwa aku pernah ‘ada’ disaat kau bangun nanti.
Sebagai permintaan maaf, aku akan menuliskan kisahku ini dengan singkat, kau boleh mengembangkannya jika mau. Kau boleh melakukan apa pun. Mau kau bakar? Aku sarankan jangan. Itu namanya tidak menghargai.
Baikah,kata-kata tak berguna, kecuali untuk menceritakan semua kisah ini meskipun tak lengkap.
Satu pesanku.
Berhati-hatilah, fitnah Dajjal itu nyata. Karena aku sudah bertemu dengannya.